Minggu, 11 September 2011

Hujan Mata Pisau

"yang membedakan manusia hanyalah waktunya"  

awal desember dengannya dan berita duka dari sebuah rumah kecil di salah satu gang.
baju hitam yg kedodoran, raut sendu dan permainan kata yg kusuka "kamu enggak nangis kan?" tanyaku dan dia tersenyum, "tadi udah, gakmungkin aku nangis di depanmu juga."
jasad wanita yg melahirkannya telah disatukan dengan bumi sore itu.
kemudian hujan turun menyiratkan derai airmatanya yg tak terlihat.
dibawah atap payung kita berdua, hujan mata pisau dia bergumam.
dan suara hujan meredam kebingunganku.